Bertahan di Steemit

Selain persoalan *reward*, bagi saya pribadi, Steemit menjadi salah satu tempat untuk menabung tulisan. Nantinya sebagian tulisan ini, setelah melalui proses *editing* akan saya kumpulkan menjadi sebuah buku guna  mengikat pikiran-pikiran yang sebelumnya berserak di platform ini. Setelah dilakukan klasifikasi sesuai topik masing-masing, tulisan tersebut akan disunting dan disempurnakan sehingga ia layak dibukukan.

Tujuan inilah yang menjadi salah satu alasan bagi saya untuk tetap bertahan dan terus menulis dalam kondisi nilai Steem/SBD yang semakin terpuruk. Saya tidak mengingkari bahwa *reward* menjadi salah satu pemicu yang mendorong saya menulis di Steemit, tapi kemampuan bertahan di platform ini bukan semata-mata karena *reward*, tapi juga dilatari oleh tujuan lain seperti telah kita singgung di awal..

Jika hanya mengacu pada *reward* belaka, maka sudah saatnya kita berhenti, sebab harga Steem/SBD yang hanya bernilai belasan ribu rupiah tidak akan mampu memaksa kita untuk bertahan di tengah harga kopi dan rokok yang tidak pernah turun. Seperti diketahui, harga kedua Crypto ini belum mampu menghadirkan “kesejahteraan maksimal” bagi penikmat kopi untuk dosis tiga kali sehari.

Dengan demikian, menjadikan *reward* sebagai satu-satunya alasan untuk “menetap” di Steemit adalah omong-kosong karena ia akan bermuara pada kejenuhan seperti kondisi saat ini, di mana beranda telah sepi akibat harga Steem/SBD yang belum mampu memberi harapan.

Menyikapi kondisi ini, ada baiknya para Steemians mengiringi kebutuhan akan *reward* dengan tujuan-tujuan lain untuk bisa bertahan di platform ini. Jika pun *reward* dijadikan sebagai tujuan utama, maka tujuan pendamping harus segera dicari untuk menghindari kejenuhan.

Post a Comment

0 Comments