Guru dan Pencerdasan Anak Bangsa

Rasanya tak perlu lagi saya mengurai mengulas tentang profesi seorang guru. Dan tidak perlu pula menulis penjelasan yang menjemukan tentang pengertian guru dari sudut pandang kebahasaan atau pun istilah. Informasi ini telah menyemak belukar di belantara internet yang luasnya belum sempat terhitung.

Dalam tulisan *patah-pate* ini, saya hanya ingin menyentil sedikit tentang bagaimana idealnya seorang guru memosisikan dirinya di dunia ini.

Guru di sini adalah guru dalam pengertian seluas-luasnya. Termasuk pula guru-guru yang bekerja di bawah “ketiak” pemerintah, seperti saya.

Idealnya seorang guru harus mampu berpikir mandiri tanpa dibayangi oleh kepentingan politik dan kekuasaan. Tidak pula dihantui oleh ketakutan dari luar dirinya.

Guru harus merdeka dalam mendidik anak-anak bangsa. Sebab, mustahil mengajarkan kemerdekaan kepada anak didik jika guru sendiri “terpenjara.”

Bagaimana dengan guru yang digaji oleh pemerintah?

Siapa pun dia, tetap saja harus memerdekakan pikirannya sebelum ia memilih menjadi guru. Sebab, di mana pun, tugas guru adalah mencerdaskan kehidupan anak bangsa, bukan menjadi “badut” bermuka dua.

Guru yang baik tidak hanya menjadi tutor di kelas yang luasnya mungkin hanya 2×3 meter. Tapi lebih dari itu, seorang guru harus mampu mencerdaskan anak bangsa di luar sana, di tempat anak-anak bangsa itu hidup, belajar hidup, merayap dan melata, atau berdiri tegak. Di sanalah kecerdasan itu akan berguna bagi diri dan bangsanya. Bukan kecerdasan-kecerdasan yang terkurung dalam ruang kecil dan sempit.

[Alamy](https://www.alamy.com/stock-photo-business-cartoon-about-success-the-founder-had-an-ability-to-pick-92943426.html)
Betapa “munafiknya” seorang guru yang mengajarkan kebebasan berpendapat kepada anak didiknya, tapi ia sendiri tampil sebagai pengecut yang mempertahankan haknya saja ia kecut.

Betapa “sadisnya” seorang guru yang mengajarkan kejujuran kepada murid-muridnya, tapi ia sendiri tunduk membisu di hadapan kebohongan yang menari-nari.

Betapa “menceretnya” seorang guru yang mengajarkan anak-anaknya untuk melawan kejahatan, tapi di luar sana mulutnya sendiri tersumpal di hadapan penipu yang terus “membadut.”

Seorang guru digaji oleh pemerintah untuk *menjadi guru*, bukan untuk digurui, dikibuli, dibully dan dijadikan hamba tanpa harga diri.

Post a Comment

0 Comments