Menulis hal-hal berat setiap waktu tentu akan memicu kebosanan. Sesekali kita juga harus membiasakan menulis hal-hal ringan untuk “mendinginkan” kerja otak. Tulisan ringan akan melatih kita untuk menulis santai.
Menulis hal-hal ringan tidak membutuhkan energi yang terlalu besar. Hanya dengan modal kemauan, kita sudah bisa menulis tentang apa saja yang kita sukai.
Menulis tulisan ringan bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan tentang apa saja. Dengan cara ini, otak tidak akan terbebani.
Penting dicatat, tulisan ringan bukan bermakna tulisan asal-asalan atau asal coret. Tapi tulisan yang dikerjakan dalam kondisi santai tanpa perlu merujuk pada teori-teori pelik, tapi cukup dengan mencurahkan apa yang ada di pikiran kita.
Penting pula diingat, kualitas sebuah tulisan tidak ditentukan oleh berat atau ringannya topik yang kita bahas. Tapi, kualitas tulisan sangat tergantung pada kemampuan penulis dalam mengulas, mengupas dan meramu teks menjadi bacaan yang “nikmat.”
Materi tulisan ringan ini dapat bersumber dari apa yang kita pikirkan, rasaan, lihat dan dengar.
Menulis tentang aktivitas harian adalah salah satu bentuk tulisan paling ringan. Bentuk tulisan ringan lainnya adalah mencatat dan merespon peristiwa. Tulisan-tulisan serupa ini dapat diselesaikan dengan santai sambil mengecap secawan kopi, atau sambil menonton Piala Dunia tanpa menguras banyak energi.
Biasanya, tulisan ringan dapat diselesaikan hanya dalam 15-20 menit, tergantung “latihan” yang telah kita jalani. Namun demikian, kita tetap harus hati-hati dan tidak perlu terburu-buru.
Tulisan ringan adalah salah satu cara untuk melatih kemampuan kita dalam merangkai kata. Tulisan ringan akan membebaskan kita dari “ketakutan” bahwa menulis itu sulit. Tulisan ringan juga akan semakin memantapkan keyakinan kita semua bahwa menulis itu mudah, mudah dan bahkan sangat mudah.
0 Comments