Sampai saat ini, harga Steem/SBD masih belum terlalu “sehat” dan berada pada angka belasan ribu rupiah.
Bagi sebagian Steemians, kondisi ini dianggap kurang menyenangkan sehingga akhirnya mereka memilih senyap untuk beberapa waktu tanpa membuat postingan. Sementara bagi sebagian Steemians lainnya, kondisi harga yang lemah ini tidak menjadi soal, walaupun sedikit, toh masih bernilai.
Bagi saya pribadi, persoalan harga reward yang rendah belum menjadi alasan untuk mengangkat “bendera putih,” sebab kami sudah terbiasa menulis tanpa bayaran. Di Steemit ini, meskipun harga Steem/SBD berada pada angka seribu rupiah, kami insya Allah akan terus menulis. Kami akan memilih istirahat sementara jika nantinya harga kedua crypto ini berada di bawah Rp. 1000,-, sebab di bawah harga ini memang hanjeut le takeurja, hek aneuk muda. Dan kami akan kembali menulis ketika harga berada di atas Rp.1000,-.
Kenapa demikian? Karena kita harus jujur bahwa keberadaan kita di platform ini memang dilatari oleh persoalan reward. Jujur saja, tanpa reward, saya tidak akan pernah berada di sini. Saya yakin kita sepakat dengan ini. Kita hanya berbeda pada “angka” reward. Sebagian Tuan Puan mungkin akan “berhenti” ketika reward “mengecil,” sementara saya dan mungkin juga beberapa Steemian lain hanya akan “berhenti” pada saat reward sudah berada di titik terendah.
Ulasan singkat di atas hanya gambaran dari sudut pandang pribadi saja. Masing-masing Steemians bisa membuat pilihan sendiri sesuai gerak pikir dan hati. Di sinilah desentralisasi itu terjadi.
Nah, sekarang kita tinggalkan persoalan harga Steem/SBD dan reward serta hubungannya dengan postingan di Steemit.
Dalam postingan yang mungkin tidak berkualitas ini, saya akan mencoba mengulas tentang beberapa contoh postingan ringan di Steemit dalam kondisi Steem/SBD yang sedang lemah.
Kenapa postingan ringan? Karena kondisi Steem/SBD sedang lemah, mungkin sebagian kita merasa malas membuat postingan-postingan yang terlalu serius sehingga menghabiskan banyak energi, sementara reward yang didapatkan tidak sebanding.
Nah, untuk menyiasati kondisi ini, boleh saja kita membuat postingan-postingan ringan agar akun Steemit kita tetap berdenyut. Tapi, harus dipahami bahwa postingan ringan bukan berarti postingan “asal-asalan.”
Karena fokus saya di writing, bukan photography, maka yang akan kita bahas di sini hanyalah konten *writing* saja, tidak yang lain. Berikut beberapa contoh tulisan ringan yang bisa Tuan Puan posting di Steemit:
Catatan Harian
Catatan harian di sini harus dipahami seluas-luasnya, tidak sebatas catatan kronologis yang dipenuhi dengan hari, tanggal dan tahun.
Tulisan tentang aktivitas harian adalah salah satu bentuk tulisan ringan yang bisa diselesaikan kapan saja tanpa butuh waktu lama. Misalnya, menulis tentang aktivitas mengantar anak di hari pertama sekolah, membeli ikan di pasar atau membantu istri mencuci piring. Hanya butuh waktu sepuluh menit tulisan ini sudah bisa tayang di Steemit.
Jika pun reward yang diperoleh dari tulisan ini kecil, tentu tidak menjadi soal, dan kita tidak akan merasa rugi, sebab ia akan menjadi kenangan di suatu hari.
Laporan Perjalanan
Tulisan bernuansa laporan perjalanan yang dikenal dengan travel ini memang sudah cukup banyak dikerjakan oleh Steemians. Salah satu Steemians Indonesia yang terkenal dengan travelnya ini adalah @razack-pulo.
Namun demikian, saya mengajak Tuan Puan untuk melihat aktivitas travel ini secara luas dan tidak hanya terbatas pada perjalanan ke luar negeri atau ke luar daerah yang jauh. Travel tidak dibatasi pada jarak tertentu dan tidak harus “jauh” dengan persiapan yang “menyibukkan.”
Perjalanan dari Bireuen ke Banda Aceh misalnya, juga masuk kategori travel selama kita dapat menghadirkan narasi menarik dilengkapi foto-foto tempat yang kita singgahi atau kunjungi selama perjalanan. Bahkan perjalanan ke belantara Nisam juga travel. Jadi, travel bukan hanya ke Paris atau Casablanca.
Tulisan travel ini juga masuk dalam model tulisan ringan dan cenderung deskriptif tanpa harus berimajinasi. Seandainya nilai upvote yang kita peroleh dari tulisan ini rendah tentu tidak masalah, sebab ia bisa dibaca oleh anak cucu.
Respons Isu
Saat ini, selain media maestream, media sosial juga menyajikan banyak isu. Di antara sekian isu yang beterbangan, pasti ada satu atau dua isu yang menarik perhatian kita.
Isu-isu yang menarik tersebut bisa kita jadikan sebagai bahan tulisan. Melalui tulisan ini kita bisa merespons isu tersebut menurut sudut pandang kita masing-masing.
Berita terkait Lalu Muhammad Zohri yang memenangkan Kejuaran Atletik di Finlandia misalnya, juga bisa kita komentari sehingga menghasilkan sebuah tulisan ringan. Atau kekerasan yang dilakukan oknum polisi terhadap seorang wanita yang viral di medsos juga bisa kita olah menjadi tulisan yang hanya selesai sepuluh menit. Walaupun tidak mendapat upvote, kita tidak akan rugi, sebab bisa kita kumpulkan dan cetak menjadi buku dengan judul “Ensiklopedi Kegilaan di Indonesia.”
Catatan Insiden
Ada banyak sekali “insiden” di sekitar kita. Beberapa insiden yang “menarik” atau “penting” bisa kita abadikan dalam tulisan untuk kemudian diposting di Steemit.
Seekor kucing yang tertangkap basah mencuri ikan misalnya, bisa saja kita ulas menjadi tulisan sederhana. Dalam tulisan itu kita bisa mencurahkan kekesalan kita terhadap kucing, atau mungkin kegembiraan pada saat ikan yang dicuri kucing ternyata ikan plastik.
Demikian juga dengan beberapa insiden lain seperti kaki digigit tikus atau kopi dimasuki lalat juga bisa menjadi tulisan yang kemudian kita tayangkan di Steemit. Kalau pun postingan ini tidak mendapat upvote tidak mengapa, biarlah ia menjadi bacaan Steemian lain agar berhati-hati.
Cerita Konyol
Sama seperti insiden, hidup kita pun diliputi oleh beragam kekonyolan. Bagi kita yang hobi menulis, kekonyolan ini bisa menjadi materi tulisan.
Beberapa kekonyolan di kedai kopi, seperti pesanan yang tak sampai-sampai; pesan kopi yang datang jus terong dan kekonyolan lainnya juga bisa kita sulap menjadi tulisan ringan. Demikian pula ketika sedang asyik duduk manis dengan calon pacar, tiba-tiba penagih kredit datang, juga bisa menjadi tulisan. Meskipun tulisan model ini nantinya mendapat reward sedikit, kita tidak perlu sedih, sebab masih bisa kita edit menjadi buku dengan tajuk “Ternyata Konyol itu Indah.”
Selain beberapa contoh di atas, masih banyak lagi hal-hal ringan yang bisa kita ramu menjadi tulisan. Jadi segeralah beraksi!
0 Comments