Sahabat

Fase pertemanan diawali dengan saling terasing. Dengan adanya interaksi, sosok asing itu kemudian berubah menjadi teman. Dari sejumlah teman yang kita miliki, seiring perjalanan waktu dan semakin eratnya perpaduan hati, sebagian dari teman itu akan menjelma sebagai sahabat.

Sahabat adalah teman dekat. Kedekatan ini dilandasi oleh banyaknya kecocokan antara kita dan mereka. Kecocokan inilah yang kemudian mengeratkan tali pertemanan sehingga sosok sahabat menduduki posisi berbeda dari teman-teman pada umumnya.

Kita seringkali menganggap sahabat lebih “berharga” dari sekerumun teman yang kita miliki. Anggapan ini didasarkan pada berbedanya keakraban yang terbina antara keduanya. Jika kehilangan teman hanya kita ratapi sejenak, maka kehilangan sahabat akan kita sesali sepanjang waktu.

Sahabat adalah teman dalam maqam tertinggi. Jika hubungan dengan teman dibatasi oleh sejumlah rahasia, maka hubungan dengan sahabat, dengan pengecualian tertentu cenderung tanpa rahasia. Bahkan terkadang kita saling “telanjang.”

Dalam berinteraksi dengan teman biasanya kita akan sangat hati-hati agar mereka tidak tersinggung. Demikian pula dengan mereka, juga bersikap serupa untuk menjaga perasaan kita.

Ada pun saat berinteraksi dengan sahabat kita tidak begitu peduli pada kehati-hatian, sebab kita yakin seorang sahabat sangat memahami kondisi dan karakter kita sehingga segala “kepura-puraan” menjadi tidak perlu sebab telah berganti dengan keterusterangan.

Post a Comment

0 Comments