Evolusi Keasyikan

Keasyikan adalah satu kondisi di mana seseorang melarutkan diri dalam aktivitas tertentu yang diiringi perhatian maksimal. Dengan kata lain, keasyikan itu terjadi ketika kita benar-benar menikmati sebuah aktivitas tanpa terkecoh dengan dunia luar.

Keasyikan adalah ketika kita mengurung kesadaran hanya dalam satu ruang. Dalam keasyikan, fokus kita benar-benar terkonsentrasi dan tidak terbagi.

Setiap manusia tentu pernah mengalami kondisi asyik dalam hidupnya berkali-kali, atau minimal sekali seumur hidup. Tidak ada manusia yang tidak pernah asyik. Jika pun ada, maka dia adalah tipikal manusia yang asyik mengingkari keasyikan.

Keasyikan hadir dalam lintas peradaban. Bahkan dalam dunia primitif pun keasyikan tetap ada. Keasyikan tidak bisa dipisahkan dengan eksistensi manusia di muka bumi.

Ada banyak keasyikan yang menemani hidup manusia di dunia ini. Keasyikan beribadah adalah seagung-agungnya keasyikan dan keasyikan bermesum ria adalah sekonyol-konyol keasyikan. Meskipun berbeda dari sisi perilaku, namun keduanya bertemu pada satu garis lurus — keasyikan.

Selain keasyikan besar semisal ibadah dan mesum, keasyikan partikukar juga hinggap dalam kegiatan-kegiatan harian yang kita lakoni. Dan keasyikan-keasyikan itu tidak statis, tapi dinamis. Ia terus berevolusi mengikut arus masa.

Karena keasyikan (partikular) itu terus berkembang dan bahkan berubah dari satu wujud ke wujud yang lain, maka menjadi tidak adil ketika keasyikan-keasyikan itu dibandingkan. Membandingkan satu keasyikan dengan keasyikan lain adalah keliru.

Sayangnya ada beberapa oknum manusia yang mengagungkan keasyikan masa lampau sembari mengutuk keasyikan masa kini. Mereka adalah sosok-sosok yang mengurung diri dalam romantisisme masa lalu dan menafikan kemegahan masa depan.

Kita mungkin sering mendengar beberapa orang yang mengatakan bahwa orang-orang dulu hanya menonton TV, tapi anak-anak sekarang lalai dengan youtube. Orang-orang dulu suka membaca koran, buku dan majalah tapi anak sekarang asyik dengan Android, Smartphone, gadget dan entah apa lagi.

Perbandingan-perbandingan semisal itu adalah adalah absurd, destruktif, konyol dan menggelikan. Parahnya lagi mereka memandang keasyikan masa lalu dengan kebanggaan. Sebaliknya, menatap keasyikan masa kini dengan sinisme.

Padahal semua aktivitas itu berada dalam satu ruang yang sama — ruang keasyikan. Menonton youtube pada era milenial sama asyiknya dengan menatap layar TV pada 1970an-1980an. Demikian pula menyantap bacaan via Android masa ini juga sama lezatnya dengan mengunyah koran di masa lalu.

Keasyikan adalah rasa, kenikmatan dan kelarutan yang wujudnya terus berevolusi.

Post a Comment

0 Comments