Kehilangan

Dunia adalah kefanaan. Tidak ada yang abadi dunia ini karena zaman terus bergerak dan berubah. Alam berubah. Manusia berubah. Semuanya berubah mengikut alur waktu yang terus berputar.

Sebab itulah pertemuan dan perpisahan adalah kejadian biasa, bahkan sangat biasa di dunia ini. Hampir setiap hari kita bertemu dan hampir setiap saat pula kita berpisah. Seperti matahari yang terbit dan kemudian tenggelam.

Adalah sebuah kelaziman bahwa setiap pertemuan pasti diakhiri dengan perpisahan. Untuk menggambarkan kondisi itu ada salah satu nasihat bijak yang sering kita dengar; bertemu janganlah jemu dan berpisah janganlah gelisah.

Di dunia ini kita sering gembira ketika bertemu dengan orang-orang yang kita sayangi. Dan lazimnya pula kita kerap berduka ketika berpisah dengan orang-orang yang kita kasihi. Demikianlah kehidupan ini berputar. Ada yang lahir dan ada yang mati. Terus saja begitu hingga ke akhir zaman.

Kehilangan adalah peristiwa yang tak bisa dielakkan. Tidak bisa dihindari. Kita tidak bisa lari darinya karena hidup adalah giliran. Setiap yang diawali pertemuan pasti diakhiri perpisahan. Setiap yang hidup pasti mati. Setiap yang pernah ada pasti akan hilang. Semua akan terkena giliran tanpa bisa kita berpaling.

Namun begitu sebagai manusia yang dititipkan rasa, kita kerap bersedih ketika kehilangan. Kita senantisa mendambakan agar kehilangan itu tidak pernah ada, sebab kita terlalu lemah menghadapinya.

Kemarin bangsa Indonesia kehilangan putra terbaiknya. Dan mereka pun bersedih. Selamat jalan BJ. Habibie. Allahummagfirlahu…

Post a Comment

0 Comments