SINOPSIS: “HABIS SESAT TERBITLAH STRES”

Habis Sesat Terbitlah Stres adalah sebuah buku yang merangkum beberapa tulisan penulis yang pernah terbit di beberapa media terkait fenomena sosial keagamaan di Aceh, khususnya terkait kemunculan aliran sesat, klaim Ahlussunnah Waljama’ah, stigma sesat terhadap kelompok keagamaan yang berbeda dan juga gerakan penolakan terhadap Wahabi di Aceh. Di antara isu yang saat ini sedang gencar-gencarnya dihembuskan di Aceh adalah isu anti-Wahabi yang digerakkan oleh kaum agama tradisionalis yang menyebut dirinya sebagai Aswaja.

Dalam konteks Aceh, dan juga Indonesia pada umumnya, isu Wahabi terus saja diperbincangkan dari masa ke masa. Bahkan gerakan Wahabisme juga sering dikaitkan dengan ideologi terorisme yang telah menjadi isu global saat ini. Namun dalam praktiknya, isu Wahabi di Aceh bergerak liar dan menyasar pihak-pihak yang dianggap berbeda pemikiran keagamaan dari kalangan mayoritas. Akhirnya, stigma Wahabi menjadi alat untuk melakukan penindasan terhadap pihak-pihak lain.

Buku ini berisi kumpulan artikel penulis yang pernah terbit di beberapa media cetak dan online. Artikel-artikel tersebut ditulis dalam rentang waktu 2011-2017 guna menyikapi berbagai fenomena sosial keagamaan di Aceh, khususnya terkait tudingan sesat, klaim Ahlussunnah Waljama’ah, monopoli mazhab, dan gejolak sosial yang ditimbulkan oleh isu Wahabi. Sebagian materi tulisan dalam buku ini juga didasarkan pada pengalaman yang dialami penulis. Dalam buku ini, penulis melihat Wahabi dalam sudut pandang positif – sebagai sebuah gerakan pembaharuan yang telah melahirkan Islam modern. Sebuah gerakan tajdid yang melepaskan umat Islam dari belenggu fanatisme kelompok. Adapun beberapa ketimpangan yang dilakukan oleh Wahabi adalah sebuah sisi yang harus dikaji secara objektif dan kritis. Lazimnya sebuah gerakan keagamaan, tentunya tidak hanya Wahabi – tetap saja menghadirkan dua sisi dalam pergerakannya.

Sebagian besar tulisan dalam buku ini menggunakan sudut pandang sosiologis dalam menganalisis berbagai fenomena keagamaan di Aceh. Sebagian lainnya menggunakan pendekatan teologi normatif untuk menjawab beberapa tradisi yang diperdebatkan di Aceh. Buku ini juga dilengkapi dengan biografi ringkas seorang ulama besar di Aceh yang dalam banyak hal pemikirannya serumpun dengan pemikiran Wahabi, tentunya dalam pengertian positif. Hal ini penting untuk memberikan gambaran kepada masyarakat Aceh bahwa beberapa pemikiran positif dari Wahabi telah diserap oleh para ulama Aceh di masa lalu. Hampir semua artikel dalam buku berisi tawaran pemikiran kepada masyarakat Aceh untuk melihat Wahabi tidak hanya dalam sudut pandang negatif, tetapi juga positif.

Aksi penolakan terhadap Wahabi di Aceh tidak lagi sebatas wacana, tetapi telah berlanjut dalam bentuk aksi massa yang melibatkan para santri dengan digelarnya Parade Aswaja di Banda Aceh pada 2015 silam. Pasca Parade Aswaja, aksi-aksi intoleran pun terus berlanjut di Aceh dengan munculnya berbagai perilaku “anarkhis” seperti aksi perebutan mesjid di beberapa daerah yang tentunya dapat merusak persatuan umat. Aksi-aksi anti-Wahabi yang semakin liar bukan tidak mungkin akan melahirkan konfik baru di Aceh.

Pembaca buku ini akan diajak untuk kembali memutar memori ke belakang guna melihat berbagai fenomena sosial keagamaan yang berlangsung di Aceh dalam beberapa tahun terakhir. Buku ini sangat penting bagi siapa saja yang ingin memahami dinamika sosial keagamaan pasca konflik bersenjata di Aceh yang akhir-akhir ini semakin kritis dengan munculnya sikap intoleran dari kalangan mayoritas.


PRE ORDER

Harga: 50.000 (belum ongkir)
ISBN: 978-602-605621-4
Ukuran: 14,5 x 21 Cm
Isi: xxii + 246 halaman

PESAN: ketik nama dan alamat, SMS/WA ke nomor: 081360660766 dan Transfer ke Rek. BRI 392601003740535 a.n Khairil Miswar.

Atau Hubungi Penerbit Padebooks (081361259911/ Saiful Akmal) dan (+4915777787502/ Zuhra)

Insya Allah buku akan dikirim pada 10 Mei 2017 (selesai cetak).

Post a Comment

0 Comments